BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang
disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi
maksud dan tujuannya. Pentingnya bahasa sebagai identitas manusia, tidak bisa
dilepaskan dari adanya pengakuan manusia terhadap pemakaian bahasa dalam
kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Untuk menjalankan tugas kemanusiaan,
manusia hanya punya satu alat, yakni bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat
mengungkapkan apa yang ada di benak mereka. Sesuatu yang sudah dirasakan sama
dan serupa dengannya, belum tentu terasa serupa, karena belum terungkap dan
diungkapkan. Hanya dengan bahasa, manusia dapat membuat sesuatu terasa nyata
dan terungkap.
Pada
era globalisasi dewasa ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat,
terutama bahasa yang datang dari luar atau bahasa Inggris. Bahasa Inggris
merupakan bahasa internasional yang digunakan sebagai pengantar dalam
berkomunikasi antar bangsa. Dengan ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa
internasional (Lingua Franca), maka orang akan cenderung memilih untuk
menguasai Bahasa Inggris agar mereka tidak kalah dalam persaingan di kancah
internasional sehingga tidak buta akan informasi dunia. Tak dipungkiri memang
pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih baik bila kita
tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia. Karena seperti
yang kita ketahui, bahasa merupakan idenditas suatu bangsa. Untuk memperdalam
mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangannya
sehingga kita tahu mengenai bahasa pemersatu dari berbagai suku dan
adat-istiadat yang beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk kita di
dalamnya. Maka dari itu melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan sejarah
tentang perkembangan bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa prakemerdekaan?
- Mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia?
- Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pascakemerdekaan?
- Apa saja peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia?
- Bagaimana sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)?
- Bagaimana Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi?
- Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui sejarah ejaan Bahasa Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa prakemerdekaan
- Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pascakemerdekaan
- Untuk mengetahui Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia
- Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
- Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi
- Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Bahasa
Indonesia pada Masa Prakemerdekaan
Pada
dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu sebuah bahasa Austronesia
dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca
antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan
antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara. Bahasa Melayu
mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan di
temukannya Prasasti-prasasti yang
bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuno
1. ditemukannya
prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang),
2. Talang
Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang),
3. Kota
Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat),
4. Karang
Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai
pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga
5. ditemukan
prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun
942 M
2.2 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Pascakemerdekaan
Berhubung dengan menyebarnya Bahasa Melayu ke pelosok
nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama islam di wilayah nusantara. Serta
makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah
diterima oleh masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau,
antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan, mempengaruhi
dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.Para
pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar
mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa
persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persurat kabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah. Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. karena pada saat itu Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persurat kabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah. Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. karena pada saat itu Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
2.3
Peristiwa-Peristiwa yang Mempengaruhi Perkermbangan Bahasa
Indonesia
1. Budi
Otomo.
Pada tahun 1908, Budi
Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan yang pertama berdiri
dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut
agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan,. Pada kesempatan
permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik dimabuk tuntutan dan keinginan
akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa Belanda merupakan syarat utam untuk
melanjutkan pelajaran menambang ilmu pengetahuan barat.
2. Sarikat
Islam.
Sarekat islam berdiri
pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak dibidang perdagangan,
namun bergerak dibidang sosial dan politik jga. Sejak berdirinya, sarekat islam
yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda dibidang politik tidak
perna mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka pergunakan ialah bahasa
Indonesia.
- Balai Pustaka.
Dipimpin oleh
Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini didirikan. Mulanya badan ini
bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun 1917 namanya berubah menjadi
balai pustaka. Selain menerbitkan buku-buku, balai pustaka juga menerbitkan
majalah.
Hasil yang diperoleh dengan
didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan bahasa melau menjadi bahasa
Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
- Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.
- Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
- Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
- Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun baik dan terpelihara.
- Sumpah Pemuda.
Kongres pemuda yang paling
dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan pada tahun 1928 di Jakarta.
Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula diadakan kongres pemuda yang
tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta. Berlangsung kongres ini tidak
semata-mata bermakna bagi perkembangan politik, melainkan juga bagi
perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres
pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan dari perkembangan
cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh berdirinya
Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama
diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi
kepemudaan pada waktu itu.
Pada tahun itu organisasi-organisasi
pemuda memutuskan bergabung dalam wadah yang lebih besar Indonesia muda. Pada
tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda itu mengadakan kongres pemuda di
Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan bersejarah yang kemudian lebih
dikenal sebagai sumpah pemuda. Pertanyaan bersatu itu dituangkan berupa ikrar
atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya, bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi, tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa sastra indonesia baru.
2.4
Indonesia
(Ejaan Yang Disempurnakan)
Ejaan
adalah aturan atau cara menulis kata-kata dengan mengguakan huruf menurut disiplin
ilmu bahasa. Ejaan ini diharapkan kepada para pemakai untuk memakai bahasa Indonesia
dengan benar sesuai dengan aturan. Sehingga terbentuklah kalimat serta kata yang mudah dan
dapat untuk dipakai dalam komunikasi sehari-hari. Sesuai dengan apa yang telah telah
diketahui bahwa penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari:
Ejaan van Ophuijsen
Ejaan
ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen
yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim
menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian
dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial
pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
- Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
- Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
- Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
- Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
- Ejaan Soewandi
Ejaan
Soewandi
Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa
Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut
dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan
ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku
sejak tahun 1901.
- Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
- Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
- Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
- Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan
Van Ophuijsen ialah:
- huruf ‘oe’ menjadi ‘u’, seperti pada goeroe → guru.
- bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (‘) ditulis dengan ‘k’, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
- kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.
- awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-’ pada dibeli, dimakan.
Ejaan Soewandi ini berlaku sampai tahun 1972 lalu
digantikan oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada masa menteri Mashuri Saleh.
Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 Mei
1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa
Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai
pergantian ejaan itu dengan mencopot nama jalan yang melintas di depan kantor
departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.
Ejaan
Yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa
Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan
sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah
pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada
masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk
melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara
tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972,
berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan
Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi
Bersama (ERB). Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan
buku panduan pemakaian berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan”.
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan
Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan
kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah”.
Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya
adalah:
‘tj’
menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘oe’ menjadi ‘u’ : oemoem -> umum
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir
awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ dibedakan penulisannya. Kata depan ‘di’ pada contoh “di rumah”, “di sawah”, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara ‘di-’ pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘oe’ menjadi ‘u’ : oemoem -> umum
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir
awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ dibedakan penulisannya. Kata depan ‘di’ pada contoh “di rumah”, “di sawah”, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara ‘di-’ pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
2.5
Pekembangan Bahasa
Indonesia pada Masa Reformasi
Munculnya Bahasa Media Massa (bahasa Pers):
- Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim);
- Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam surat kabar.
Pers telah berjasa dalam memperkenalkan istilah baru,
kata-kata dan ungkapan baru, seperti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kroni,
konspirasi, proaktif, rekonsiliasi, provokator, arogan, hujat, makar, dan
sebagainya.
Bahasa Indonesia sudah mulai bergeser menjadi bahasa
kedua setelah Bahasa Inggris ataupun bahasa gaul. Selain itu, dipengaruhi pula
oleh media iklan maupun artis yang menggunakan istilah baru yang merupakan
penyimpangan dari kebenaran cara berbahasa Indonesia maupun mencampuradukan
bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
2.6
Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Indonesia
·
Beberapa Fungsi Bahasa Indonesia
1.
Fungsi Bahasa Indonesia Baku :
a.
Sebagai pemersatu : dalam hubungan
sosial antar manusia
b.
Sebagai penanda kepribadian : mengungkapkan
perasaan & jati diri
c.
Sebagai penambah wibawa : menjaga komunikasi
yang santun
d.
Sebagai kerangka acuan : dengan
tindak tutur yang terkontrol
2.
Secara umum sebagai alat komunikasi
lisan maupun tulis.
Menurut Santoso, dkk. (2004) bahwa
bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
Fungsi informasi : mengungkapkan
perasaan
b.
Fungsi ekspresi diri : perlakuan
terhadap antar anggota masyarakat
c.
Fungsi adaptasi dan integrasi :
berhubungan dengan sosial
d.
Fungsi kontrol social : mengatur
tingkah laku
3.
Menurut Hallyday (1992) Fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi untuk keperluan:
a.
Fungsi instrumental : untuk
memperoleh sesuatu
b.
Fungsi regulatoris : untuk
mengendalikan prilaku orang lain
c.
Fungsi intraksional : untuk berinteraksi
dengan orang lain
d.
Fungsi personal : untuk berinteraksi
dengan orang lain
e.
Fungsi heuristik : untuk
belajar dan menemukan sesuatu
f.
Fungsi imajinatif : untuk
menciptakan dunia imajinasi
g.
Fungsi representasional : untuk
menyampaikan informasi
·
Kedudukan Bahasa Indonesia
1. Sebagai
Bahasa Nasional
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya, yaitu tanggal 28 Oktober
1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan. Adapun dalam kedudukannya
sebagai bahasa nasional , bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut.
Lambang jati diri (identitas). Lambang kebanggaan bangsa. Alat pemersatu
berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya,
serta bahasa daerah yang berbeda. Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah
2.
Sebagai Bahasa Resmi/Negara
Kedudukan bahasa Indonesia yang
kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar yuridis
konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut. Bahasa resmi
negara . Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan. Bahasa resmi
dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan. Bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu da
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpullkan dari makalah ini, bahwa bahasa
Indonesia berasal dari bahasa melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa
pemersatu (bahasa Indonesia) karena :
- Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
- Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
- Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
- Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2014. Makalah
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/09/14/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia/,
Anak Pesisir. 2012. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html,
Anonym. 2014.
Sejarah dan Asal Usul Bahasa Indonesia http://www.portalsejarah.com/sejarah-dan-asal-usul-bahasa-indonesia.html,
Bobsusanto.
2015. Sejarah Bahasa Indonesia dan
Perkembangannya http://www.seputarpengetahuan.com/2015/12/sejarah-bahasa-indonesia-dan-perkembangannya-secara-singkat.html,
Try Gusmawan. 2015. Tugas dan Materi Kuliah http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa.html,
Komentar
Posting Komentar